Selasa, 07 Oktober 2014
Mengenal Kepribadian Luhur Habib Anis Al-Habsyi
Kota Solo di hari wafat Habib Anis diserbu puluhan ribu pentakziah. Dengan diiringi tangisan dan air mata, mereka melepas kepergian cucu Muallif Simtuddurar tersebut.
Seringkali menjelang Idul Fitri, Habib Anis memberikan sarung secara cuma-cuma kepada para tetangga, muslim maupun non muslim. “Beri mereka sarung meskipun saat ini mereka belum masuk islam. Insya Allah suatu saat nanti dia akan teringat dan masuk islam.” kata Habib Anis yang ditirukan Habib Hasan, salah seorang puteranya.
“Dalam banyak hal, Habib Anis selalu tertata rapi, meskipun di banyak aktivitasnya sebagai imam sholat, pengajian, menerima tamu, membuka toko dan sebagainya,”
Terkait hal ini, Habib Anis sendiri pernah menyampaikan bahwa ada empat hal yang penting: “Pertama, kalau engkau ingin mengetahui diriku, lihatlah rumahku dan masjidku. Masjid ini tempat aku beribadah mengabdi kepada Allah. Kedua, zawiyah, di situlah aku menggembleng akhlak jama’ah sesuai akhlak Nabi Muhammad SAW. Ketiga, kusediakan buku-buku lengkap di perpustakaan, tempat untuk menuntut ilmu. Dan keempat, aku bangun bangunan megah. Di situ ada pertokoan, karena setiap muslim hendaknya bekerja. Hendaklah ia berusaha untuk mengembangkan dakwah Nabi Muhammad saw.
Sebagai penerus kekhalifahan (imam) di Masjid Riyadh, Habib Anis meneruskan beerbagai kegiatan yang telah dirintis oleh para pendahulunya. Kegiatan seperti Haul Habib Ali Al-Habsyi, Khatmul Bukhari, dan Maulid yang terselenggara setiap malam Jumat selalu dihadiri oleh ratusan bahkan puluhan ribu jamaah dari berbagai daerah. Para ulama terkemuka, seperti TG Zaini Abdul Ghani, Abuya Dimyati, Kiai Siraj dan lainnya, bahkan pernah hadir di Masjid Riyadh untuk mengikuti majelis ilmu yang dipimpin Habib Anis.
Popular Posts
-
PEREMPUAN SURGA Oleh : Moh. Fathurrozi Nawafi Ada salah seorang pengajar tahfidz al-Qur'an di sebuah masjid bercerita : Suatu ketika da...
0 komentar:
Posting Komentar